Melihat insident Kanjuruhan 1 oktober kemarin, yang telah menewaskan setidaknya 130 orang, maka wajar kalau kita bertanya-tanya memangnya Gas air mata itu terbuat dari apa sih? apakah gas air mata bisa membunuh manusia yang terkenanya? Nah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, mari kita simak penjelasan berikut.
Bahan Pembuatan Gas Air Mata
Dilansir dari Encyclopedia Britannica, zat yang paling sering digunakan sebagai bahan pembuatan gas air mata adalah senyawa halogen organik sintetis yang bukan merupakan gas sejati dalam kondisi standar.
Biasanya, senyawa halogen organik buatan tersebut berbentuk cairan atau padatan yang disemprotkan agar terdispersi ke udara seperti halnya gas.
Sehingga, bahan dasar gas air mata lebih mirip dengan koloid berbentuk aerosol dibandingkan dengan gas sejati. Karena, merupakan zat yang terdispersi ke dalam fase pendispersi.
Baca Juga : Benarkah Minum Air Hangat Bermanfaat?{alertWarning}
Dua senyawa yang merupakan bahan dasar pembuatan gas air mata adalah chloroacetophenone atau CN dan chlorobenzylidenemalononitrile atau CS.
Chloroacetophenone (C8H7ClO) atau CN
Dilansir dari National Center for Biotechnology Information, chloroacetophenone atau yang lebih dikenal sebagai gas CN merupakan padatan berbentuk kristal putih yang lebih padat dari air dan tidak larut dalam air. Memiliki bau seperti bunga, gas CN merupakan bahan pembuatan gas air mata yang mengiritasi mata, tenggorokan, dan juga kulit.
Paparan jangka pendek dari gas CN dapat menyebabkan rasa sakit dan perih, hingga luka bakar kimia pada kulit manusia.
Chlorobenzalmalonitonitrile (C10H5CIN2) atau CS
Senyawa kimia pembuat gas air mata selanjutnya adalah chlorobenzylidenemalononitrile atau lebih dikenal sebagai gas CS. Dilansir dari The Guradian, dinamakan gas CS karena sesuai dengan kedua penemunya yaitu Ben Corson dan Roger Stoughton.
Corson dan Stoughton menemukan gas CS pada tahun 1928 dan menggunakannya sebagai pendalian militer pada Perang Dunia I. Gas CS menyebabkan iritasi yang lebih kuat daripada gas CN. Gas CN inilah yang secara otomatis membuat mata seseorang yang terpapar gas air mata akan tertutip karena rasa perih dan sakit.
Gas CS menimbulkan rasa sakit, terbakar, tercekik, sesak, dan dapat memicu masalah pernapasan seperti asma. Dilansir dari Healthline, gas CS dan CN mengikat reseptor rasa sakit manusia dan memberikan rasa sakit yang kuat. Hal tersebut mengakibatkan seseorang yang terpapar gas air mata akan mengalami rasa sakit.
Oleh karena itu menurut Jordt yang telah mempelajari gas air mata selama lebih dari satu dekade, istilah gas air mata adalah kurang tepat digunakan tetapi yang lebih tepat adalah gas rasa sakit. Karena memang benda ini langsung mengaktifkan rasa sakit yang amat ketika menyentuh kulit apa lagi mata."Karena benda ini langsung mengaktifkan reseptor rasa sakit," ungkap Jordt, dikutip dari Scientific American.
Gas air mata ini menyebabkan sensasi rasa sakit seperti terbakar di area mata, kulit, paru-paru, dan mulut, atau di mana saja yang disentuhnya. Berbagai sensasi ini terjadi sebelum seseorang mengeluarkan air mata, tersedak, dan lendir hidung keluar.
Lantas apakah Gas Air Mata Mematikan?
Jordt menjelaskan, seluruh jenis gas air mata memicu dua reseptor rasa sakit yang bernama TRPA1 dan TRPV1. Benda ini juga bisa diklasifikasikan menjadi dua kategori umum berdasarkan jenis reseptor yang diaktifkannya.
Jordt juga mengatakan unsur gas air mata tersebut betul-betul tersebar, menempel pada kulit atau pakaian, dan bertahan sementara waktu. Secara kimiawi, CS bereaksi dengan biomolekul dan protein pada tubuh manusia, yang kemudian menyebabkan sensasi terbakar yang akut.
Meskipun jarang menimbulkan kematian, namun Jordt mengatakan kematian bisa saja terjadi dalam kasus di mana gas air matanya digunakan dengan cara yang tidak tepat, seperti ditembakkan secara langsung ke arah kerumunan dan menyebabkan cedera kepala, tubuh atau digunakan di dalam ruang tertutup di mana orang-orang tidak bisa melarikan diri.
Selain itu, anak-anak lebih berisiko tinggi mengalami cedera karena gas air mata jenis CS dibanding CN.
Satu hal yang semakin kita lihat sekarang adalah gas air mata yang menyebabkan kepanikan, kekacauan, dan kericuhan. Ada kematian massal akibat terinjak-injak karena gas air mata digunakan," ujarnya
Nah berdasarkan penjelasan dari para ahli di atas, maka bukan tidak mungkin bahwa Gas Air Mata menjadi mematikan kalau penggunaannya tidak dengan tepat. seperti yang kita lihat pada insiden Kanjuruhan semalam. Bahkan sudah jelas bahwa FIFA saja melarang penggunaan gas air mata sebagai penanganan keamanan di stadion. Hal itu dapat kita lihat pada pasal 19 b tentang petugas penjaga keamanan lapangan (Pitchside stewards), yang berbunyi,
"No firearms or 'crowd control gas' shall be carried or used (senjata api atau 'gas pengendali massa' tidak boleh dibawa atau digunakan)
Jadi, gimana menurut rekan-rekan kelasmat semua? Entah siapa yang salah....ku tak tahu.... jawab di kolom komen ya.. #SaveSepakBolaIndonesia #PrayForKanjuruhan
Terimakasih Kamu sudah membaca Tulisan kami mengenai Gas Air Mata Terbuat dari Apa? Apakah Mematikan?. Semoga Bermanfaat dan jangan lupa bagikan artikel ini dengan klik link berbagi dibawah ini.